Rabu, 19 Desember 2012

filsafat ilmu

KONSEP DASAR FILSAFAT
Pengertian filsafat secara umum dapat dirumuskan pada tiga pernyataan penting, yakni: filsafat dalam pengertian pandangan hidup atau ideologi; Filsafat sebagai cara berpikir; dan Filsafat dalam pengertian Ilmu;
Filsafat dalam makna ideologi atau pandangan hidup, contohnya: Komunisme, Liberalisme, Hedonisme, dll.
Berfilsafat adalah berpikir, namun tidak semua berpikir adalah berfilsafat; Berpikir dalam arti berfilsafat adalah berpikir yang konsepsional dengan ciri radikal, universal, konseptual, koheren, konsisten, metodik, dan sistematik;
DALAM MAKNA ILMU, FILSAFAT ADALAH SALAH SATU JENIS PENGETAHUAN ATAU CABANG ILMU YANG MENGKAJI SEGALA OBJEK SEJAUH YANG DAPAT DIJANGKAU OLEH AKAL FIKIRAN (LOGIS)
PENGERTIAN FILSAFAT ILMU:
FILSAFAT ILMU ADALAH:
SALAH SATU BAGIAN DARI CABANG FILSAFAT (FILSAFAT PENGETAHUAN= EPISTEMOLOGI) YANG MENGKAJI HAKIKAT ILMU;  TERUTAMA BERKAITAN DENGAN LANDASANNYA (ONTOLOGIS, AKSIOLOGIS, EPISTEMOLOGIS);
SERTA HUBUNGAN ILMU DENGAN JENIS PENGETAHUAN LAINNYA
Tugas Filsafat Ilmu
Penalaran sebagai terjemahan dari kata “reasoning” didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan
Dalam rangka mengembangkan kemampuan penalaran ilmiah, maka harus dikembangkan kemampuan untuk menguasai konsep yang mencirikan hakikat keilmuan dan mempergunakan konsep tersebut untuk membedakan ilmu dengan cabang-cabang pengetahuan lainnya.
Filsafat Ilmu bertugas mendudukkan ragam pengetahuan dengan segala ciri khasnya pada posisinya masing-masing; lebih khusus memetakan ilmu pengetahuan dalam keseluruhan pengetahuan manusia.
Dengan demikian akan terbuka kemungkinan untuk menganalisis kaitan ilmu dengan pengetahuan-pengetahuan yang lainnya seperti filsafat, seni, dan agama.
Cara Kerja Filsafat Ilmu
Cara kerja filsafat ilmu pengetahuan melebihi sekadar uraian tentang pelaksanaan teknis ilmu-ilmu, tetapi juga sebagai suatu penelitian tentang apa yang memungkinkan ilmu-ilmu itu menjadi dan berkembang.
Cara kerja ini bertitik pangkal pada uraian proses terbentuknya ilmu-ilmu pengetahuan, sehingga pembentukan dan pengembangan ilmu-ilmu dapat diterangkan dan dimengerti.
Filsafat Ilmu diorientasikan untuk menjelaskan bagaimana kedudukan filsafat ilmu pengetahuan dalam peta filsafat secara keseluruhan, dan secara khusus mendeskripsikan bagaimana teori-teori ilmu pengetahuan, baik dari perspektif ontologi, epistemologi maupun aksiologinya.
SUBSTANSI MATERI:
Untuk mencapai tujuan SKLdan KD tersebut, substansi pokok yang dikaji meliputi:
1. Tahu, Pengetahuan dan cara memperolehnya;
2. Tiga Jenis pengetahuan dan karakteristiknya;
3. SAINS dan ciri utamanya
4. Landasan Sains (Disiplin Ilmu):
                a) Ontologi; b) Aksiologi; c) Epistemologi.
5. Proses memperoleh kebenaran Ilmiah (Sains sebagai Proses);
6. Riset Sebagai Mesin Sains
7. Konsep Dasar Struktur & Isi Sains ; (uraian di hal. Berikutnya!)
8. Pembidangan Sains:
                a) berdasarkan Paradigma dan metodologinya;
                b) berdasarkan objek materia dan objek forma nya
SUBSTANSI MATERI
(Lanjutan; uraian no 7)
7. Konsep Dasar Isi Sains:
                a) Ontologis:
                        PARADIGMA; obyek forma, objek materia; Masalah ; prinsip; FAKTA     (fenomena, variable/ konsep; konstruk);
                b) Aksiologis:
                                1) Nilai; Kebenaran logis empirik; bermanfa’at; dan bermoral;
                                2) Fungsi: Menjelaskan; meramalkan; mengendalikan; memudahkan;                                    mengembangkan;
                                3) Produk ilmu: DATA;      Prinsip; Hukum/ Dalil; TEORI; Metodologi;                                                 TEKNOLOGI; seni
                c) Epistemologis:
                    a.  Postulat; Asumsi; Proposisi; Hypotesa.
                    b. Verifikasi: Jenis data; Sumber data: Populasi; Sample;     Metoda Riset &   Teknik Pengumpulan Data; Kriteria Kebenaran Data;
                    c. Induksi Generalisasi: Pengolahan Data; Analisis Data;      Komparasi;           Korelasi; Kausalitas; deskripsi; deskripsi analitik; penarikan teori     substantif; dll.       
B. Tahu dan Pengetahuan
Tahu adalah keadaan seseorang memiliki arsip informasi dalam memorinya (otak/ hatinya). Mengenal sesuatu setelah mengamati atau menemukan dalam kenyataan
Pengetahuan diartikan secara luas, mencakup segala hal yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu. Pengetahuan adalah terminologi generik yang mencakup segenap cabang pengetahuan yang kita miliki.               
              Manusia mendapatkan pengetahuan tersebut berdasarkan       kemampuannya sebagai makhluk yang berfikir, merasa, dan mengindera. Di samping itu, manusia bisa juga mendapatkan pengetahuannya lewat intuisi dan wahyu dari Tuhan yang disampaikan lewat utusan-Nya.
Pengetahuan adalah deskripsi arsip informasi konsep dan kenyataan tentang alam semesta, baik yang ada dalam memori perseorangan maupun tertulis.
Cara Mendapatkan Pengetahuan
q  Explanation magic. Menghubungkannya dengan hal-hal yang gaib (takhayul dan animisme).
q  Authority and Tradition; Menghubungkannya dengan apa-apa yang telah dilakukan oleh pemimpinnya. Demikian selanjutnya menjadi suatu tradisi.
q  Generalization by Experience; Menggunakan pengalaman-pengalaman untuk menarik suatu kesimpulan yang sifatnya umum dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
q  Trial and error atau approximation and correction; Mencoba-coba, sampai (secara tiba-tiba) menemukan cara pemecahannya yang dianggap memuaskan.
q  Speculation and Argumentation; Mengajukan kemungkinan-kemungkinan, lalu diambilnya satu kemungkinan dengan harapan berhasil dan benar kiranya.
Cara Mendapatkan Pengetahuan
Pada dasarnya orang memperoleh tahu dan pengetahuan melalui belajar atau Studi (Study);
jenis studi secara lebih spesifik yang dilakukan orang  di antaranya:
l  Studi Mistik: Semedi, berkhalwat; ritual khusus; tapa –brata; istikharah; merenung; berdoa; dll
l  Studi Filsafat: diskusi, merenung (berfikir); tukar/ alih informasi lisan atau tulisan pemikiran; dll
l  Studi Sains:trial and error”;  bertanya pada yang dianggap tahu; kursus; sekolah; membaca buku sains; diskusi sains dan sejenisnya; opname; spionase; folling; investigasi; survey; observasi; fact finding; dan Riset (Research)
Cara Mendapatkan Pengetahuan
(ilmiah)
q  Metode Deduksi; Secara deduksi orang berpijak dari hal-hal yang bersifat umum untuk memecahkan masalah yang bersifat khusus (Aristoteles; Rene Descartes)
q  Metode Induksi; mencari fakta-fakta yang nyata dan murni dari pengalaman dalam masyarakat. Dari fakta-fakta itulah ditarik kesimpulan yang bersifat umum (Francis Bacon). Metode ini merupakan salah satu ciri research modern dan atau dari sinilah bermula metode penelitian ilmiah.
q  Hypothesis and experimentation. Membuat hipotesis-hipotesis, lalu mengumpulkan fakta-fakta, selanjutnya dengan analisa yang sangat cermat, hati-hati dan tajam terhadap fakta-fakta tersebut diambil satu kesimpulan yang tepat dan bersifat umum yang menjelaskan fakta-fakta tadi. (Isaac Newton)
C. Jenis  Pengetahuan & karakteristiknya:
Secara garis besar, dari segi alat utama dan cara memperolehnya, pengetahuan dapat dikatagorikan menjadi tiga jenis:
1)       Mistik/ Mistery;
2)       Filsafat;
3)       “Ilmu”/ Sains (pengetahuan ilmiah)



Jenis
Alat Utama
Wilayah objek
Cara Pokok  memperoleh
Kriteria Kebenaran
Mistik/
mistery
Hati/ Rasa dan indera
Abstrak supralogis
Renungan/ ritual khusus
Yakin; bisa empiris &  subyektif
(walau tidak rasional)
Filsafat
Otak
Abstrak logis
Berpikir
Logis & koheren
SAINS
(pengetahuan ilmiah)
Indera &otak
Empiris
Uji Logika & Empiris
Rasional & Empiris
terukur
Pengetahuan
dan Pengetahuan ilmiah (sains)
Ilmu pengetahuan (bahasa Inggris:science) berasal dari kata latin scientia, bentuk kata kerja scio/scire  yang artinya mempelajari, mengetahui; Sedangkan ilmu (bahasa Arab/ ‘ilmu) berasal dari kata ‘alima (Arab) berarti juga tahu. Dalam bahasa Jerman dengan istilah wissenschaft  berlaku terhadap kumpulan pengetahuan apapun yang teratur.
Secara sederhana, baik ilmu, knowledge, ataupun science,  secara etimologis berarti pengetahuan semata-mata; pengetahuan mengenai apa saja.
       Berbeda dengan pengetahuan (knowledge) semata, pengertian “ilmu” dalam arti  (science) secara etimologis  mengalami penyempitan arti, sehingga menunjuk kepada suatu bentuk pengetahuan tertentu yang memiliki karakteristik khusus.
Sekarang; yang umumnya dipakai dan dipahami adalah penggunaan istilah ‘pengetahuan’ untuk knowledge (pengetahuan biasa), dan penggunaan istilah ‘ilmu pengetahuan’ untuk science (pengetahuan sains)
D. SAINS / Ilmu Pengetahuan:
l  (a) akumulasi pengetahuan yang disistemasikan; (b) suatu metode atau pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dan dapat diamati oleh panca indera manusia; dan (c) suatu cara menganalisa yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan sesuatu proposisi dalam bentuk jika ..., maka … (Harsoyo)
Ilmu diartikan sebagai proses, prosedur dan produk, maksudnya adalah serangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah, sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematik mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan (Liang Gie) .
Ilmu Pengetahuan
(pengetahuan ilmiah: sains)
Kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris serta bersifat menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasarkan penjelasan yang ada
      (Jujun S. Suriasumantri).
Ilmu pengetahuan (science) merupakan hasil usaha pemahaman manusia tentang hal ihwal sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran dan dapat diindera manusia dengan menggunakan metode ilmiah yang kebenarannya dapat diuji secara rasional dan empirik, plus terukur (measurable)
Ciri Ilmu Pengetahuan
l  Rasional: ilmu tersebut bersumber pada pemikiran rasional; mematuhi kaidah-kaidah logika; penalaran yang tepat tanpa melibatkan faktor-faktor non-rasional seperti perasaan dan emosi.
l  Sistematis: ilmu pengetahuan harus mengandung saling pertalian yang sistematik dari fakta-fakta; harus disusun menjadi semacam sistem yang memiliki bagian-bagian penting dan hubungan-hubungan yang bermakna.
l  General (keumuman): ciri ini menunjuk wilayah cakupan bersifaf umum.
l  Objektive: kebenaran didasarkan pada data dan fakta atau realitas.
l  Verifiable: pengetahuan ilmiah harus dapat diselidiki kembali atau terbuka untuk diuji ulang oleh para peneliti.
l  Komunal: menitikberatkan ilmu sebagai public knowledge (pengetahuan yang menjadi milik umum), diterima secara umum; menjadi kesepakatan pendapat rasional.
E. Landasan Ilmu/ Sains:
Secara sederhana Ilmu dapat diartikan sebagai jenis pengetahuan yang rasional dan empirik.
Ilmu dalam arti sains  (dalam makna disiplin ilmu) adalah: pengetahuan yang memiliki landasan ontologis, aksiologis dan epistemologis secara disiplin.
Disiplin dalam arti:
konsisten batas wilayah kajiannya (ontologi);
konsisten Tujuan, nilai dan kegunaannya (aksiologi);
dan konsisten prosedur atau cara memperolehnya (epistemologi); yaitu dengan metode ilmiah.
Ontologi Ilmu

Aksiologi Ilmu



NILAI ILMU
DAN FUNGSI TEKNOLOGI:
l  NILAI ILMU:
                * BENAR SECARA (metodologi)SAIN:         RASIONAL – EMPIRIK- TERUKUR
                ( METODE            ILMIAH)
                * BERGUNA/ MANFAAT UNTUK                 KEMANUSIAAN
                * SESUAI DENGAN ETIKA UNIVERSAL
l  FUNGSI TEKNOLOGI:
                FASILITY/ KEMUDAHAN
F. EPISTEMOLOGI ILMU
(METODE ILMIAH):
Metode ilmiah adalah prosedur pengembangan ilmu yang terdiri dari tiga tahapan pokok, yaitu:
1)       Masalah dan perumusannya;
2)       Rasionalisasi/ Logico: ada proposisi deduktif yang didasarkan pada logika, asumsi, postulat atau teori dan diakhiri oleh Hipotesis; 
3)       Pembuktian empirik / VERIFIKASI (pada sains positivistik menggunakan statistik).
Metode ilmiah sering dideskripsikan dengan istilah:
Logico - Hypotetico – Verifikatif;  
sebagian  menyebutnya: Rasional – Empirik – Terukur;
lebih singkat lagi:  Rasional dan Empirik. 
Uji rasional - empirik itulah yang disebut dengan Riset (Research).
RUMUS POKOK METODE ILMIAH
Jika:
l  Satu kata:  RISET
l  Dua kata: RASIONAL – EMPIRIK;
l  Tiga kata:
                                                RASIONAL- EMPIRIK - TERUKUR;
                                atau: LOGICO-HYPOTETICO-VERIFIKATIF
                                atau: MASALAH- HYPOTESA-VERIFIKASI
METODE ILMIAH
Metode ilmiah adalah prosedur pengembangan ilmu yang mempunyai kriteria asassebagai berikut:
1)       Berdasarkan fakta;
2)       Bebas dari prasangka (bias),
3)       Menggunakan ukuran objektif;
4)       Menggunakan prinsip-prinsip analisis;
5)       Menggunakan hipotesis;
6)       Menggunakan teknik kuantifikasi.
ASAS METODE ILMIAH:
1. FAKTUAL PROBLEMATIK:
                berdasarkan  “FAKTA” (fenomena yang dilihat sebagai masalah);
2. ASUMSI LOGIS; (deduksi yang koheren);
3. TEORETIS: didasarkan pada teori hasil penelitian sebelumnyan atau kenyataan umum yang berlaku;
4. HYPOTESIS: “DUGAAN LOGIS” berdasarkan asumsi logis/ teori (bukan prasangka emosional tanpa dasar)
5. ANALITIS:  Deduksi  dan Induksi (generalisasi);
6. VERIFIKASI EMPIRIK;
7. DISIPLIN METODOLOGIS: Prosedur baku yang disiplin, yang disebut “RISET” (research)
BAGAN PROSES PROSEDUR MEMPEROLEH ILMU PENGETAHUAN
G. RISET
                SEBAGAI MESIN SAINS
l  RISET adalah suatu jenis studi yang dilakukan secara hati-hati dan mendalam dengan menggunakan METODE ILMIAH;
l  METODE ILMIAH itu dimaksudkan untuk uji empirik suatu hypotesa yang didasarkan pada suatu asumsi logis;
l  Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suatu asumsi logis (pemikiran/ pernyataan filosofis/ Pengetahuan Filsafat) dapat diproses menjadi sains melalui Mesin Metode Ilmiah yang disebut RISET
RUANG WILAYAH PENGETAHUAN:
H. KONSEP DASAR
                STRUKTUR DAN ISI SAIN
MASALAH DAN PARADIGMA:
l  MASALAH:
                Masalah adalah suatu keadaan/ fakta yang dianggap menyimpang atau belum ada jawabannya jika ditinjau dari suatu teori/ norma;
l  PARADIGMA:
                Paradigma adalah cara pandang suatu komunitas ilmuwan dalam memahami suatu objek kajian ilmu
                SUATU KEADAAN bisa jadi dianggap masalah jika dipandang dari teori/ paradigma  tertentu, tapi dianggap bukan masalah jika dilihat dari teori/ paradigma yang lainnya
Ragam Proposisi dalam Ilmu Pengetahuan
FUNGSI TEORI DALAM SAINS/ RISET
l  Sebagai kacamata dalam  melihat suatu fakta menjadi sebuah fenomena (pada latar belakang masalah);
l  Sebagai alat standar ukuran guna menemukan masalah/ penyimpangan;
l  Untuk memandu mensistemasikan rumusan masalah atau pembatasan masalah;
l  Untuk membuat proposisi pada Kerangka Pemikiran dan atau Hipotesa; (asumsi/ Postulat)
l  Untuk membingkai fakta menjadi sebuah data;
l  Menganalisis banding (kritis) antara temuan data dengan temuan sebelumnya;
l  Untuk membantu membuat DEDUKSI
Postulat
l  Postulat adalah satu teori atau pendapat pilihan peneliti yang diyakini kebenarannya.
l  Anggapan dasar atau asumsi dasar atau postulat tidak selalu berupa teori, tapi mungkin berupa pendapat peneliti semata.
l  Contoh rumusan anggapan dasar
Judul penelitian: Studi tentang peranan orang tua terhadap pilihan profesi anak SMA se- Daerah Istimewa Yogyakarta.
          Hubungan antara anak dengan orang tua cukup erat.
          Anak tahu keadaan orang tuanya (pendidikan, pekerjaan, cita‑cita terhadap dirinya dan sebagainya).
          Anak SMA sudah memahami beberapa jenis profesi yang ada, baik dalam wilayah yang sempit maupun wilayah yang luas.
Hipotesis dan Dasar Perumusan
l  Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaran-nya masih lemah, sehingga harus diuji secara empiris (hipotesis berasal dari kata "hypo" yang berarti di bawah dan "thesa" yang berarti kebenaran).
Secara sederhana, hipotesis penelitian dirumuskan atas dasar terkaan atau conjecture peneliti. Namun demikian, terkaan tersebut harus didasarkan pada acuan, yakni teori dan fakta ilmiah.
Hipotesis dibuat atas dasar teori-teori yang diambil dari penelitian-penelitian sebelumnya, dari perenungan atau pertimbangan logis, konsisten dengan tinjauan pustaka.
Selain menggunakan teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula menggunakan acuan fakta. Dalam bentuk yang bagaimanapun, fakta sangat penting dalam perumusan hipotesis. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang dapat ditarik dari fakta; dan hal ini sangat berguna untuk dijadikan dasar membuat kesimpulan penelitian.
Kegunaan dan Ciri-ciri Hipotesis yang Baik
l  Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja peneliti;
l  Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta;
l  Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh;
l  Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
l  Hipotesis harus menyatakan hubungan.
l  Hipotesis harus sesuai dengan fakta.
l  Hipotesis harus sesuai dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan ilmu pengetahuan.
l  Hipotesis harus dapat diuji.
l  Hipotesis harus sederhana.
l  Hipotesis harus dapat menerangkan fakta.
Bentuk Hipotesis
l  Hipotesis Deskriptif. Hipotesis deskriptif adalah hipotesis mengenai nilai suatu variabel mandiri, dalam bentuk per-bandingan atau hubungan.
l  Hipotesis Komparatif. Hipotesis komparatif adalah hipotesis mengenai nilai perbandingan antar variabel dengan variabel lainnya.
l  Hipotesis Asosiatif. Hipotesis asosiatif adalah hipotesis mengenai nilai hubungan antara satu atau variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya
Dilihat dari lingkup sasarannya, hipotesis dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu hipotesis umum dan hipotesis khusus. Hipotesis umum adalah hipotesis yang jangkauan lingkupnya mencakup sasaran umum penelitian. Adapun hipotesis khusus adalah hipotesis yang jangkauan lingkupnya terba­tas pada rincian atau jabaran dari hipotesis umum.
Hipotesis Statistik
l  Hipotesis nol atau hipotesis nihil. Hipotesis nol, disimbolkan H0 adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji. Disebut hipotesis nol, karena hipotesis ini tidak memiliki perbedaan (atau perbedaannya nol) dengan hipotesis sebenarnya. Hipotesis nol ini, sering juga disebut sebagai hipotesis statistik, karena dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol ini, dapat menyatakan dengan pernyataan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, tidak ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y;
l  Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja. Hipotesis alternatif, disimbolkan Ha atau H1 adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan/tandingan hipotesis nol. Hipotesis alternatif ini, menyatakan adanya perbedaan antara dua variabel, atau ada pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
K O N S E P
KONSTRUKS
FAKTA

DATA
PENGERTIAN DATA
Data, bentuk jamak dari datum merupakan keterangan‑ keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan, atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain-lain
Data berbeda dengan fakta, dalam pengertian, data merupakan fakta yang dipilih berdasarkan teori atau kerangka berpikir tertentu yang berhubungan dengan masalah penelitian.
JENIS DATA
Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu data primer dan data sekunder.
         Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian. Data primer ini, disebut juga data asli atau data baru.
         Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber‑sumber yang telah ada. Data ini, bisa diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan‑ laporan peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.
JENIS DATA
Berdasar tingkat pengukurannya (skalanya), data dibedakan atas empat, yaitu sebagai berikut:
         Data nominal. Data nominal adalah data yang berasal dari pengelompokan peristiwa berdasarkan kategori tertentu, yang perbedaannya menunjukkan perbedaan kualitatif dan terpisah; status perkawinan, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dll
         Data ordinal. Data ordinal adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang disusun menurut besarnya, dari tingkat terrendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama; rangking prestasi mahasiswa, dll.
         Data interval. Data interval adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang diurutkan berdasarkan suatu atribut tertentu, dimana jarak antara tiap obyek atau kategori adalah sama. Pada data ini, tidak terdapat angka nol mutlak; penghasilan, sikap, dll.
         Data rasio. Data rasio adalah data yang menghimpun semua ciri dari data nominal, data ordinal dan data interval dan dilengkapi titik nol absolut dengan makna empiris. Angka pada data ini, menunjukkan ukuran yang sebenarnya dari obyek/kategori yang diukur; Jumlah anak hidup, tingkat pengangguran, dll.
Bentuk Pernyataan dalam Ilmu Pengetahuan
Pembidangan  Ilmu:
Pembagian Ilmu
Pembidangan Ilmu
(berdasarkan Paradigmanya):
1) Sains Ilmiah                : (sains normal)
            Paradigmanya: Positivisme;
                                                      Mekanika (Isaac Newton);                                                      Kuantitatif;
2) Sains Alamiah : (Naturalistic)
            Paradigmanya: Naturalisme; Holistic                                                        Relativitas (Einstein)
                                                      Kualitatif 










DAFTAR BACAAN
l  Liang Gie, The, Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Liberty, 2000
l  Muhadjir, Noeng, Filsafat Ilmu, Positivisme, Post Positivisme dan Post Modernisme, Yogyakarta, Rake Sarasin, 2001
l  Mustansyir, Rizal & Munir, Misnal, Filsafat Ilmu, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2001
l  Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996
l  Tafsir, Ahmad, Filsafat Ilmu: Mengurai ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Pengetahuan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
l  ____________, Filsafat Umum: Akal dan HAtii sejak Thales sampai Capra, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992
l  Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Liberty, 2001
l  Yaya Suryana & Tedi Priatna, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Azkia Putra Utama, 2007