KONSEP DASAR FILSAFAT
Pengertian filsafat secara umum dapat dirumuskan pada tiga
pernyataan penting, yakni: filsafat dalam pengertian pandangan hidup
atau ideologi; Filsafat sebagai cara berpikir; dan Filsafat dalam
pengertian Ilmu;
Filsafat dalam makna ideologi atau pandangan hidup,
contohnya: Komunisme, Liberalisme, Hedonisme, dll.
Berfilsafat adalah berpikir, namun tidak semua berpikir
adalah berfilsafat; Berpikir dalam arti berfilsafat adalah berpikir yang
konsepsional dengan ciri radikal, universal, konseptual, koheren,
konsisten, metodik, dan sistematik;
DALAM MAKNA ILMU, FILSAFAT ADALAH SALAH SATU JENIS
PENGETAHUAN ATAU CABANG ILMU YANG MENGKAJI SEGALA OBJEK SEJAUH YANG DAPAT
DIJANGKAU OLEH AKAL FIKIRAN (LOGIS)
PENGERTIAN FILSAFAT ILMU:
FILSAFAT ILMU ADALAH:
SALAH SATU BAGIAN DARI CABANG FILSAFAT
(FILSAFAT PENGETAHUAN= EPISTEMOLOGI) YANG MENGKAJI HAKIKAT ILMU; TERUTAMA BERKAITAN DENGAN LANDASANNYA
(ONTOLOGIS, AKSIOLOGIS, EPISTEMOLOGIS);
SERTA HUBUNGAN ILMU DENGAN JENIS PENGETAHUAN
LAINNYA
Tugas Filsafat Ilmu
Penalaran sebagai terjemahan dari kata “reasoning” didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan
Penalaran sebagai terjemahan dari kata “reasoning” didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan
Dalam rangka mengembangkan kemampuan penalaran
ilmiah, maka harus dikembangkan kemampuan untuk menguasai konsep yang
mencirikan hakikat keilmuan dan mempergunakan konsep tersebut untuk membedakan
ilmu dengan cabang-cabang pengetahuan lainnya.
Filsafat Ilmu bertugas
mendudukkan ragam pengetahuan dengan segala ciri khasnya pada posisinya masing-masing;
lebih khusus memetakan ilmu pengetahuan dalam keseluruhan pengetahuan manusia.
Dengan demikian akan terbuka kemungkinan untuk
menganalisis kaitan ilmu dengan pengetahuan-pengetahuan yang lainnya seperti
filsafat, seni, dan agama.
Cara Kerja Filsafat Ilmu
Cara kerja filsafat ilmu pengetahuan melebihi
sekadar uraian tentang pelaksanaan teknis ilmu-ilmu, tetapi juga sebagai suatu
penelitian tentang apa yang memungkinkan ilmu-ilmu itu menjadi dan berkembang.
Cara kerja ini bertitik pangkal pada uraian proses
terbentuknya ilmu-ilmu pengetahuan, sehingga pembentukan dan pengembangan
ilmu-ilmu dapat diterangkan dan dimengerti.
Filsafat Ilmu diorientasikan untuk menjelaskan
bagaimana kedudukan filsafat ilmu pengetahuan dalam peta filsafat secara keseluruhan,
dan secara khusus mendeskripsikan bagaimana teori-teori ilmu pengetahuan, baik
dari perspektif ontologi, epistemologi maupun aksiologinya.
SUBSTANSI MATERI:
Untuk mencapai tujuan SKLdan KD tersebut, substansi pokok yang dikaji meliputi:
Untuk mencapai tujuan SKLdan KD tersebut, substansi pokok yang dikaji meliputi:
1. Tahu, Pengetahuan dan cara memperolehnya;
2. Tiga Jenis pengetahuan dan karakteristiknya;
3. SAINS dan ciri utamanya
4. Landasan Sains (Disiplin Ilmu):
a)
Ontologi; b) Aksiologi; c) Epistemologi.
5. Proses memperoleh kebenaran Ilmiah (Sains
sebagai Proses);
6. Riset Sebagai Mesin Sains
7. Konsep Dasar Struktur & Isi Sains ;
(uraian di hal. Berikutnya!)
8. Pembidangan Sains:
a)
berdasarkan Paradigma dan metodologinya;
b)
berdasarkan objek materia dan objek forma nya
SUBSTANSI MATERI
(Lanjutan; uraian no 7)
(Lanjutan; uraian no 7)
7. Konsep Dasar Isi Sains:
a)
Ontologis:
PARADIGMA;
obyek forma, objek materia; Masalah ; prinsip; FAKTA (fenomena, variable/ konsep; konstruk);
b)
Aksiologis:
1)
Nilai; Kebenaran logis empirik; bermanfa’at; dan bermoral;
2) Fungsi:
Menjelaskan; meramalkan; mengendalikan; memudahkan; mengembangkan;
3) Produk ilmu:
DATA; Prinsip; Hukum/ Dalil; TEORI;
Metodologi; TEKNOLOGI;
seni
c)
Epistemologis:
a.
Postulat; Asumsi; Proposisi; Hypotesa.
b. Verifikasi: Jenis data; Sumber data:
Populasi; Sample; Metoda Riset & Teknik
Pengumpulan Data; Kriteria Kebenaran Data;
c. Induksi Generalisasi: Pengolahan Data;
Analisis Data; Komparasi; Korelasi; Kausalitas; deskripsi;
deskripsi analitik; penarikan teori substantif;
dll.
B. Tahu dan Pengetahuan
Tahu adalah keadaan seseorang memiliki arsip informasi dalam
memorinya (otak/ hatinya). Mengenal sesuatu setelah mengamati atau menemukan dalam
kenyataan
Pengetahuan diartikan secara luas, mencakup
segala hal yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu. Pengetahuan adalah
terminologi generik yang mencakup segenap cabang pengetahuan yang kita
miliki.
Manusia mendapatkan pengetahuan
tersebut berdasarkan kemampuannya
sebagai makhluk yang berfikir, merasa, dan mengindera. Di samping itu, manusia
bisa juga mendapatkan pengetahuannya lewat intuisi dan wahyu dari Tuhan yang
disampaikan lewat utusan-Nya.
Pengetahuan adalah deskripsi arsip informasi konsep dan kenyataan
tentang alam semesta, baik yang ada dalam memori perseorangan maupun tertulis.
Cara Mendapatkan Pengetahuan
q
Explanation
magic. Menghubungkannya dengan hal-hal yang gaib (takhayul
dan animisme).
q
Authority
and Tradition; Menghubungkannya dengan apa-apa yang telah
dilakukan oleh pemimpinnya. Demikian selanjutnya menjadi suatu tradisi.
q
Generalization
by Experience; Menggunakan pengalaman-pengalaman untuk
menarik suatu kesimpulan yang sifatnya umum dalam memecahkan masalah yang
dihadapinya.
q
Trial
and error atau approximation and correction;
Mencoba-coba, sampai (secara tiba-tiba) menemukan cara pemecahannya yang
dianggap memuaskan.
q
Speculation
and Argumentation; Mengajukan kemungkinan-kemungkinan, lalu
diambilnya satu kemungkinan dengan harapan berhasil dan benar kiranya.
Cara Mendapatkan Pengetahuan
Pada dasarnya orang
memperoleh tahu dan pengetahuan melalui belajar atau Studi (Study);
jenis studi secara lebih
spesifik yang dilakukan orang di antaranya:
l
Studi Mistik: Semedi, berkhalwat; ritual khusus; tapa
–brata; istikharah; merenung; berdoa; dll
l
Studi Filsafat: diskusi, merenung (berfikir); tukar/ alih informasi
lisan atau tulisan pemikiran; dll
l
Studi Sains: “trial and error”; bertanya pada yang dianggap tahu; kursus;
sekolah; membaca buku sains; diskusi sains dan sejenisnya; opname; spionase;
folling; investigasi; survey;
observasi; fact finding; dan Riset (Research)
Cara Mendapatkan Pengetahuan
(ilmiah)
(ilmiah)
q
Metode
Deduksi; Secara deduksi orang berpijak dari hal-hal yang
bersifat umum untuk memecahkan masalah yang bersifat khusus (Aristoteles; Rene
Descartes)
q
Metode
Induksi; mencari fakta-fakta yang nyata dan murni dari pengalaman dalam
masyarakat. Dari fakta-fakta itulah ditarik kesimpulan yang bersifat umum
(Francis Bacon). Metode ini merupakan salah satu ciri research modern
dan atau dari sinilah bermula metode penelitian ilmiah.
q
Hypothesis
and experimentation. Membuat hipotesis-hipotesis, lalu mengumpulkan
fakta-fakta, selanjutnya dengan analisa yang sangat cermat, hati-hati dan tajam
terhadap fakta-fakta tersebut diambil satu kesimpulan yang tepat dan bersifat
umum yang menjelaskan fakta-fakta tadi. (Isaac Newton)
C. Jenis
Pengetahuan & karakteristiknya:
Secara garis besar, dari
segi alat utama dan cara memperolehnya, pengetahuan dapat dikatagorikan
menjadi tiga jenis:
1)
Mistik/
Mistery;
2)
Filsafat;
3)
“Ilmu”/ Sains (pengetahuan ilmiah)
Jenis
|
Alat Utama
|
Wilayah objek
|
Cara Pokok memperoleh
|
Kriteria Kebenaran
|
Mistik/
mistery
|
Hati/ Rasa dan indera
|
Abstrak supralogis
|
Renungan/ ritual khusus
|
Yakin; bisa empiris
& subyektif
(walau tidak rasional)
|
Filsafat
|
Otak
|
Abstrak logis
|
Berpikir
|
Logis &
koheren
|
SAINS
(pengetahuan ilmiah)
|
Indera &otak
|
Empiris
|
Uji Logika & Empiris
|
Rasional & Empiris
terukur
|
Pengetahuan
dan Pengetahuan ilmiah (sains)
dan Pengetahuan ilmiah (sains)
Ilmu pengetahuan (bahasa Inggris:science) berasal
dari kata latin scientia, bentuk kata kerja scio/scire yang artinya mempelajari, mengetahui;
Sedangkan ilmu (bahasa Arab/ ‘ilmu) berasal dari kata ‘alima
(Arab) berarti juga tahu. Dalam bahasa Jerman dengan istilah wissenschaft berlaku terhadap kumpulan pengetahuan apapun
yang teratur.
Secara sederhana, baik ilmu, knowledge,
ataupun science, secara
etimologis berarti pengetahuan semata-mata; pengetahuan mengenai apa saja.
Berbeda dengan pengetahuan (knowledge) semata, pengertian “ilmu”
dalam arti (science) secara
etimologis mengalami penyempitan arti,
sehingga menunjuk kepada suatu bentuk pengetahuan tertentu yang memiliki
karakteristik khusus.
Sekarang; yang umumnya dipakai dan dipahami
adalah penggunaan istilah ‘pengetahuan’ untuk knowledge (pengetahuan
biasa), dan penggunaan istilah ‘ilmu pengetahuan’ untuk science
(pengetahuan sains)
D. SAINS / Ilmu Pengetahuan:
l
(a)
akumulasi pengetahuan yang disistemasikan; (b) suatu metode atau pendekatan
terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan
waktu, dan dapat diamati oleh panca indera manusia; dan (c) suatu cara
menganalisa yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan sesuatu
proposisi dalam bentuk jika ..., maka … (Harsoyo)
Ilmu diartikan sebagai proses, prosedur
dan produk, maksudnya adalah serangkaian aktivitas manusia yang rasional
dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah,
sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematik mengenai
gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai
kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan
penerapan (Liang Gie) .
Ilmu Pengetahuan
(pengetahuan ilmiah: sains)
(pengetahuan ilmiah: sains)
Kumpulan pengetahuan yang disusun secara
konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris serta bersifat
menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan manusia melakukan
serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut berdasarkan penjelasan
yang ada
(Jujun S. Suriasumantri).
Ilmu pengetahuan (science) merupakan
hasil usaha pemahaman manusia tentang hal ihwal sejauh yang dapat dijangkau
daya pemikiran dan dapat diindera manusia dengan menggunakan metode ilmiah yang
kebenarannya dapat diuji secara rasional dan empirik, plus terukur (measurable)
Ciri Ilmu Pengetahuan
l
Rasional:
ilmu tersebut bersumber pada pemikiran rasional; mematuhi kaidah-kaidah logika;
penalaran yang tepat tanpa melibatkan faktor-faktor non-rasional seperti
perasaan dan emosi.
l
Sistematis:
ilmu pengetahuan harus mengandung saling pertalian yang sistematik dari
fakta-fakta; harus disusun menjadi semacam sistem yang memiliki bagian-bagian
penting dan hubungan-hubungan yang bermakna.
l
General
(keumuman): ciri ini menunjuk wilayah cakupan bersifaf umum.
l
Objektive:
kebenaran didasarkan pada data dan fakta atau realitas.
l
Verifiable:
pengetahuan ilmiah harus dapat diselidiki kembali atau terbuka untuk diuji
ulang oleh para peneliti.
l
Komunal:
menitikberatkan ilmu sebagai public knowledge (pengetahuan yang menjadi milik
umum), diterima secara umum; menjadi kesepakatan pendapat rasional.
E. Landasan Ilmu/
Sains:
Secara sederhana Ilmu
dapat diartikan sebagai jenis pengetahuan yang rasional dan empirik.
Ilmu dalam arti sains (dalam makna disiplin ilmu) adalah:
pengetahuan yang memiliki landasan ontologis, aksiologis dan epistemologis
secara disiplin.
Disiplin dalam arti:
konsisten batas wilayah
kajiannya (ontologi);
konsisten Tujuan, nilai
dan kegunaannya (aksiologi);
dan konsisten prosedur
atau cara memperolehnya (epistemologi); yaitu dengan metode ilmiah.
Ontologi Ilmu
Aksiologi Ilmu
NILAI ILMU
DAN FUNGSI TEKNOLOGI:
DAN FUNGSI TEKNOLOGI:
l
NILAI
ILMU:
*
BENAR SECARA (metodologi)SAIN: RASIONAL
– EMPIRIK- TERUKUR
(
METODE ILMIAH)
*
BERGUNA/ MANFAAT UNTUK KEMANUSIAAN
*
SESUAI DENGAN ETIKA UNIVERSAL
l
FUNGSI
TEKNOLOGI:
FASILITY/
KEMUDAHAN
F. EPISTEMOLOGI ILMU
(METODE ILMIAH):
(METODE ILMIAH):
Metode ilmiah adalah prosedur
pengembangan ilmu yang terdiri dari tiga tahapan pokok, yaitu:
1)
Masalah dan perumusannya;
2)
Rasionalisasi/ Logico: ada
proposisi deduktif yang didasarkan pada logika, asumsi, postulat atau teori dan
diakhiri oleh Hipotesis;
3)
Pembuktian empirik /
VERIFIKASI (pada sains positivistik
menggunakan statistik).
Metode ilmiah sering
dideskripsikan dengan istilah:
Logico - Hypotetico –
Verifikatif;
sebagian menyebutnya: Rasional – Empirik – Terukur;
lebih singkat lagi: Rasional dan Empirik.
Uji rasional - empirik
itulah yang disebut dengan Riset (Research).
RUMUS POKOK METODE ILMIAH
Jika:
l
Satu
kata: RISET
l
Dua
kata: RASIONAL – EMPIRIK;
l
Tiga
kata:
RASIONAL-
EMPIRIK - TERUKUR;
atau:
LOGICO-HYPOTETICO-VERIFIKATIF
atau:
MASALAH- HYPOTESA-VERIFIKASI
METODE ILMIAH
Metode ilmiah adalah prosedur
pengembangan ilmu yang mempunyai kriteria asassebagai berikut:
1)
Berdasarkan
fakta;
2)
Bebas
dari prasangka (bias),
3)
Menggunakan
ukuran objektif;
4)
Menggunakan
prinsip-prinsip analisis;
5)
Menggunakan
hipotesis;
6)
Menggunakan
teknik kuantifikasi.
ASAS METODE ILMIAH:
1. FAKTUAL PROBLEMATIK:
berdasarkan “FAKTA” (fenomena yang dilihat sebagai
masalah);
2. ASUMSI LOGIS; (deduksi yang koheren);
3. TEORETIS: didasarkan pada teori hasil
penelitian sebelumnyan atau kenyataan umum yang berlaku;
4. HYPOTESIS: “DUGAAN LOGIS” berdasarkan asumsi
logis/ teori (bukan prasangka emosional tanpa dasar)
5. ANALITIS:
Deduksi dan Induksi
(generalisasi);
6. VERIFIKASI EMPIRIK;
7. DISIPLIN METODOLOGIS: Prosedur baku yang
disiplin, yang disebut “RISET” (research)
BAGAN PROSES PROSEDUR
MEMPEROLEH ILMU PENGETAHUAN
G. RISET
SEBAGAI MESIN SAINS
SEBAGAI MESIN SAINS
l
RISET
adalah suatu jenis studi yang dilakukan secara hati-hati dan mendalam dengan
menggunakan METODE ILMIAH;
l
METODE
ILMIAH itu dimaksudkan untuk uji empirik suatu hypotesa yang didasarkan pada
suatu asumsi logis;
l
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa suatu asumsi logis (pemikiran/ pernyataan
filosofis/ Pengetahuan Filsafat) dapat diproses menjadi sains melalui Mesin
Metode Ilmiah yang disebut RISET
RUANG WILAYAH PENGETAHUAN:
H. KONSEP DASAR
STRUKTUR DAN ISI SAIN
STRUKTUR DAN ISI SAIN
MASALAH DAN PARADIGMA:
l
MASALAH:
Masalah
adalah suatu keadaan/ fakta yang dianggap menyimpang atau belum ada jawabannya
jika ditinjau dari suatu teori/ norma;
l
PARADIGMA:
Paradigma
adalah cara pandang suatu komunitas ilmuwan dalam memahami suatu objek kajian
ilmu
SUATU
KEADAAN bisa jadi dianggap masalah jika dipandang dari teori/ paradigma tertentu, tapi dianggap bukan masalah jika
dilihat dari teori/ paradigma yang lainnya
Ragam Proposisi dalam Ilmu Pengetahuan
FUNGSI TEORI DALAM SAINS/ RISET
l
Sebagai kacamata dalam
melihat suatu fakta menjadi sebuah fenomena (pada latar
belakang masalah);
l
Sebagai alat standar ukuran guna menemukan masalah/
penyimpangan;
l
Untuk memandu mensistemasikan rumusan masalah atau
pembatasan masalah;
l
Untuk membuat proposisi pada Kerangka Pemikiran
dan atau Hipotesa; (asumsi/ Postulat)
l
Untuk membingkai fakta menjadi sebuah data;
l
Menganalisis banding
(kritis) antara temuan data
dengan temuan sebelumnya;
l
Untuk
membantu membuat DEDUKSI
Postulat
l
Postulat adalah satu teori atau pendapat pilihan peneliti
yang diyakini kebenarannya.
l
Anggapan dasar atau asumsi dasar atau postulat tidak
selalu berupa teori, tapi mungkin berupa pendapat peneliti semata.
l
Contoh rumusan anggapan dasar
Judul penelitian: Studi
tentang peranan orang tua terhadap pilihan profesi anak SMA se- Daerah Istimewa
Yogyakarta.
•
Hubungan antara anak dengan orang tua cukup erat.
•
Anak tahu keadaan orang tuanya (pendidikan, pekerjaan,
cita‑cita terhadap dirinya dan sebagainya).
•
Anak SMA sudah memahami beberapa jenis profesi yang ada,
baik dalam wilayah yang sempit maupun wilayah yang luas.
Hipotesis dan Dasar Perumusan
l
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian yang kebenaran-nya masih lemah, sehingga harus diuji secara
empiris (hipotesis berasal dari kata "hypo" yang berarti di
bawah dan "thesa" yang berarti kebenaran).
Secara sederhana,
hipotesis penelitian dirumuskan atas dasar terkaan atau conjecture peneliti.
Namun demikian, terkaan tersebut harus didasarkan pada acuan, yakni teori dan
fakta ilmiah.
Hipotesis dibuat
atas dasar teori-teori yang diambil dari penelitian-penelitian sebelumnya, dari
perenungan atau pertimbangan logis, konsisten dengan tinjauan pustaka.
Selain
menggunakan teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula
menggunakan acuan fakta. Dalam bentuk yang bagaimanapun, fakta sangat penting
dalam perumusan hipotesis. Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang dapat
ditarik dari fakta; dan hal ini sangat berguna untuk dijadikan dasar membuat
kesimpulan penelitian.
Kegunaan dan Ciri-ciri Hipotesis yang Baik
l Memberikan batasan
serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja peneliti;
l Mensiagakan peneliti
kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta;
l Sebagai alat yang
sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai ke dalam suatu kesatuan
penting dan menyeluruh;
l Sebagai panduan dalam
pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
l Hipotesis harus
menyatakan hubungan.
l Hipotesis harus
sesuai dengan fakta.
l Hipotesis harus
sesuai dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan ilmu pengetahuan.
l Hipotesis harus dapat
diuji.
l Hipotesis harus
sederhana.
l Hipotesis harus dapat
menerangkan fakta.
Bentuk Hipotesis
l Hipotesis
Deskriptif. Hipotesis
deskriptif adalah hipotesis mengenai nilai suatu variabel mandiri, dalam bentuk
per-bandingan atau hubungan.
l Hipotesis
Komparatif. Hipotesis
komparatif adalah hipotesis mengenai nilai perbandingan antar variabel dengan
variabel lainnya.
l Hipotesis
Asosiatif. Hipotesis
asosiatif adalah hipotesis mengenai nilai hubungan antara satu atau variabel
dengan satu atau lebih variabel lainnya
Dilihat dari
lingkup sasarannya, hipotesis dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu hipotesis
umum dan hipotesis khusus. Hipotesis umum adalah hipotesis yang
jangkauan lingkupnya mencakup sasaran umum penelitian. Adapun hipotesis khusus
adalah hipotesis yang jangkauan lingkupnya terbatas pada rincian atau jabaran
dari hipotesis umum.
Hipotesis Statistik
l Hipotesis nol atau hipotesis nihil. Hipotesis nol,
disimbolkan H0 adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang
akan diuji. Disebut hipotesis nol,
karena hipotesis ini tidak memiliki perbedaan (atau perbedaannya nol) dengan
hipotesis sebenarnya. Hipotesis nol ini, sering juga disebut sebagai hipotesis
statistik, karena dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji
dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol ini, dapat menyatakan dengan
pernyataan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, tidak ada pengaruh
variabel X terhadap variabel Y;
l Hipotesis
alternatif atau hipotesis
kerja. Hipotesis alternatif, disimbolkan Ha atau H1 adalah hipotesis yang
dirumuskan sebagai lawan/tandingan hipotesis nol. Hipotesis alternatif ini,
menyatakan adanya perbedaan antara dua variabel, atau ada pengaruh variabel X
terhadap variabel Y.
K O N S E P
KONSTRUKS
FAKTA
DATA
PENGERTIAN DATA
Data, bentuk
jamak dari datum merupakan keterangan‑ keterangan tentang suatu hal,
dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan, atau
suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain-lain
Data berbeda
dengan fakta, dalam pengertian, data merupakan fakta yang dipilih berdasarkan
teori atau kerangka berpikir tertentu yang berhubungan dengan masalah
penelitian.
JENIS DATA
Berdasarkan
sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua, yaitu data primer dan data
sekunder.
•
Data primer adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan
penelitian. Data primer ini, disebut juga data asli atau data baru.
•
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber‑sumber yang telah
ada. Data ini, bisa diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan‑ laporan
peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.
JENIS DATA
Berdasar tingkat
pengukurannya (skalanya), data dibedakan atas empat, yaitu sebagai berikut:
•
Data nominal. Data nominal adalah data yang berasal dari
pengelompokan peristiwa berdasarkan kategori tertentu, yang perbedaannya
menunjukkan perbedaan kualitatif dan terpisah; status perkawinan, jenis
kelamin, jenis pekerjaan, dll
•
Data ordinal. Data ordinal adalah data yang berasal dari obyek
atau kategori yang disusun menurut besarnya, dari tingkat terrendah ke tingkat
tertinggi atau sebaliknya dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama; rangking
prestasi mahasiswa, dll.
•
Data interval. Data interval adalah data yang berasal dari
obyek atau kategori yang diurutkan berdasarkan suatu atribut tertentu, dimana
jarak antara tiap obyek atau kategori adalah sama. Pada data ini, tidak
terdapat angka nol mutlak; penghasilan, sikap, dll.
•
Data rasio. Data rasio adalah data yang menghimpun semua
ciri dari data nominal, data ordinal dan data interval dan dilengkapi titik nol
absolut dengan makna empiris. Angka pada data ini, menunjukkan ukuran yang sebenarnya
dari obyek/kategori yang diukur; Jumlah anak hidup, tingkat pengangguran, dll.
Bentuk Pernyataan dalam Ilmu Pengetahuan
Pembidangan Ilmu:
Pembagian Ilmu
Pembidangan Ilmu
(berdasarkan Paradigmanya):
(berdasarkan Paradigmanya):
1) Sains Ilmiah : (sains normal)
Paradigmanya:
Positivisme;
Mekanika (Isaac Newton); Kuantitatif;
2) Sains Alamiah : (Naturalistic)
Paradigmanya:
Naturalisme; Holistic Relativitas (Einstein)
Kualitatif
DAFTAR BACAAN
l
Liang
Gie, The, Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Liberty, 2000
l
Muhadjir,
Noeng, Filsafat Ilmu, Positivisme, Post Positivisme dan Post Modernisme,
Yogyakarta, Rake Sarasin, 2001
l
Mustansyir,
Rizal & Munir, Misnal, Filsafat Ilmu, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2001
l
Suriasumantri,
Jujun S., Filsafat Ilmu, Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1996
l
Tafsir,
Ahmad, Filsafat Ilmu: Mengurai ontologi, Epistemologi dan Aksiologi
Pengetahuan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005
l
____________,
Filsafat Umum: Akal dan HAtii sejak Thales sampai Capra, Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1992
l
Tim
Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu Sebagai Dasar
Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Liberty, 2001
l
Yaya
Suryana & Tedi Priatna, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung:
Azkia Putra Utama, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar